Biografi Reza “Axl29” Nurhilman
Reza
“Axl” Nurhilman adalah anak ketiga dari 3 bersaudara. Sejak kecil,
beliau dibesarkan di Kota Cimahi bersama orangtua angkatnya sampai duduk
di bangku SMP. Reza yang dijuluki Presiden Maicih ini tidak memiliki
figur seorang ayah dan hanya ibu sebagai tulang punggung keluarga untuk
mecukupi kebutuhan 3 orang
anaknya.AXL29″
SMA adalah merupakan masa-masa bersejarah
untuk Reza. Munculnya nama Axl yang diawali karena kecintaannya
terhadap vokalis Guns ‘n Roses dan proses pencarian jati diri merupakan
tahapan Reza dalam memasuki ‘kerasnya’ pergaulan, hingga proses mengubah
sikap menjadi sosok yang memiliki visi yang besar dan impian yang
tinggi. Proses perubahan 180 derajat ini menjadi titik jatuh bangunnya
Reza selama empat tahun (2005-2009) untuk menuju impian dan kesuksesan
yang diraihnya.
Pada tahun 2010 usaha Reza melalui
makanan kampung “Maicih” menjadi jalan yang diberikan atas jerih payah
dan perjuangannya. Setahun setelahnya, impian-impian Reza mulai terwujud
satu demi satu.
Berbagai penghargaan Reza dapat dari
berbagai institusi atas pencapaian pemuda berusia 26 tahun ini. Hingga
sekarang, Reza sibuk memberikan pelatihan-pelatihan untuk menginspirasi
anak-anak muda dan mencetak jutawan-jutawan baru dalam meraih impian
demi orang-orang yang dikasihi dan bermanfaat bagi masyarakat. Selain
itu, Reza pun kerap tampil sebagai pembicara di berbagai kampus di
Jakarta dan Jawa Barat, menjadi wakil dari budaya lokal dalam
acara-acara tertentu. Reza juga belasan kali diliput atau jadi pembicara
di media cetak (majalah dan koran) maupun elektronik di sejumlah tv dan
radio di tanah air.
Saat ini, selain terus membangun PT.
Maicih Inti Sinergi dengan ekspansi usaha ke bidang properti (Maicih
Property), Reza pun membentuk AXLent Academy dengan tetap menjalankan
Icihers Magazine, dan terakhir adalah penerbitan buku Revolusi Pedas
yang dilaunching di Blitz Megaplex Grand Indonesia, Jakarta pada tanggal
29 Juni 2012 yang lalu.
Yang menarik dari selain dari segi
pengemasan makanan tradisional Jawa Barat tersebut, Reza Nurhilman
menamai susunan manajerial perusahaan Maicih dengan sebutan yang tidak
lazim umumnya digunakan oleh perusahaan umum lainnya. Yaitu penamaan
‘Menteri’ bagi masing-masing kepala divisi yang membantu dalam
perusahaannya serta penamaan ‘Jenderal’ untuk bagian penjualan yang
merupakan jenis penjualan langsung tanpa outlet.
2. Sejarah dan Perkembangan Maicih
Belum genap setahun, ‘keripik setan’ bermerek Maicih menjadi ikon
jajanan yang fenomenal di Bandung. Hingga saat ini, banyak orang yang
penasaran akan cemilan pedas tersebut. Pada awalnya, Reza menemukan
resep keripik dari seorang nenek-nenek. Reza bertemu sosok emak-emak
(Nenek-nenek) yang memang mempunyai resep keripik lada atau keripik
setan yang rasanya enak. Sosok emak-emak tersebut bukan bernama Maicih.
Reza sendiri membuat nama tersebut agar lebih
nyeleneh dan mudah
diingat orang. Sosok emak-emak ini identik dengan ke-icihan karena
selalu pakai ciput. Nama aslinya bukan Mak Icih, sehingga biar
nyeleneh
saja jadi diberi nama Maicih. Menurut Reza, Emak tersebut tidak menjual
keripik setannya secara komersil. Keripik hanya diproduksi saat
momen-momen tertentu saja.
Kemudian Reza memulai usaha keripik pedas
Maicih ini bekerja sama dengan produsen keripik pedas di Kota Cimahi
pada pertengahan 2010 dengan modal 15 juta dan produksi 50 bungkus per
hari. Varian awalnya hanya keripik dan gurilem yang diproduksi dari
level 1 sampai dengan level 5 dan dipasarkan dengan cara berkeliling dan
memanfaatkan akun sosial media secara word of mouth dengan hashtag #maicih.
Pada awal tahun 2011, industri rumah
tangga ini diresmikan secara resmi dengan nama CV. 29
Synergi. Perusahaan ini kemuddian meraih kesuksesan dan mulai dikenal
masyarakat dengan merek dagang ‘Maicih’ pada Februari2011 dan diliput
oleh salah satu acara di Trans TV di program Realita Bingkai Berita.
Reza Nurhilman bersama tim menggunakan akun Twitter official dari
perusahaan @infomaicih sebagai senjata utama pemasaran mereka.
Kemudian PT. Maicih Inti Sinergi
memisahkan diri dari produsen awal dan memiliki pabrik sendiri setelah
permintaan semakin meningkat yang resmi didirikan pada tahun 2011
dengan Reza Nurhilman sebagai Komisaris. Untuk menghindari pemalsuan
produk, Logo ‘Maicih’ mulai dipatenkan hak ciptanya. Produk Maicih dari
PT. Maicih Inti Sinergi adalah : Keripik pedas level 3, keripik pedas
level 5, keripik pedas level 10, baso goreng (basreng), gurilem, seblak
pedas original, dan seblak keju pedas. Produk Maicih dari PT. Maicih
Inti Sinergi yang resmi hanya bisa didapatkan di Jendral dan Tim Jendral
yang tercantum di twitter @infomaicih.
Adapun susunan manajerial PT. Maicih Inti
Sinergi adalah: Presiden, Menteri Pangan, menteri Perhubungan, Menteri
SDM, dua Menteri Menkominfo, dan Menteri Keuangan. Sedangkan total
jenderal yang ada saat ini adalah sebanyak 144 orang, terbagi menjadi 4
kategori jenderal, yaitu: Jenderal Sepuh, Jenderal Batch 1, Jenderal
Batch 2, dan Jenderal Batch 3.
Selain memproduksi dan menjual
produk-produk Maicih, PT. Maicih Inti Sinergi pun melakukan
kegiatan-kegiatan bersama konsumennya. Di antaranya: Meet & Greet Presiden Maicih, Grand Lauching buku Revolusi Pedas karya Reza Nurhilman, penerbitan Icihers Magazine, dan lain sebagainya.
Pencapaian Maicih saat ini adalah telah
membuat varian produk keripik pedas hingga level 10, permintaan konsumen
sangat tinggi dengan kapasitas produksi hingga kini 2000 bungkus per
hari, omzet dari perbelanjaan keripik yang dilakukan oleh para jenderal
yang mencapai 7 miliar per bulan, dan pemasaran yang menjangkau seluruh
wilayah Indonesia.
Selain itu, salah satu yang membuat unik
dari Maicih adalah sebutan atau istilah yang dilemparkan manajemen
Maicih ketika berkomunikasi dengan para calon konsumen dan pelanggannya
melalui twitter. Ada “Emak” (nenek) untuk pembuat keripik Maicih dan
“Cucu” untuk konsumennya. Kemudian, ada “Jenderal” untuk reseller-nya,
“Icihers” untuk sebutan gaul penggemar Maicih, “Republik Maicih” untuk
manajemen, hingga istilah “tericih-icih” untuk menggambarkan ketagihan
akan pedasnya Maicih.
Dengan Tagline: “For Ichihers With Love“,
Maicih ingin tampil dekat dengan para penggemarnya, selalu memanjakan
penggemarnya di seantero nusantara dengan cita rasa yang berkualitas.
Proses pemasaran produk ini pun berbeda dengan kudapan unik kota Bandung
lainnya. Calon pelanggan hanya bisa mengetahui di mana Maicih berjualan
tiap harinya melalui situs microblogging twitter. Tiap hari @InfoMaicih
akan memberi kabar di mana produk Maicih bisa didapatkan. Tim pemasaran
Maicih yang disebut sebagai Jenderal, akan menjual produk Maicih di
lokasi-lokasi tertentu. Mulai dari kampus, kantor, atau tempat keramaian
lainnya. Mereka selalu mobile sesuai posisi para jenderal. Cara
pemasaran yang cukup unik ini terbukti mendongkrak nama Maicih di jagat
twitter sebab banyak yang penasaran seperti apa produk Maicih karena
membaca kicauan pengguna twitter mengenai Maicih ini yang berseliweran
tiap saat.
Harapan ke depan dari Reza, bahwa pemasaran Maicih tidak hanya nasional, tetapi go international. Sejauh ini baru Singapura dan Jepang melalui sistem pengiriman dengan jenderal para TKI di sana.
3. Analisis Gaya Entrepreneurship Reza Nurhilman
Kerja
keras dan inovasinya yang luar biasa menjadikan produknya sangat
fenomenal di Indonesia. Pasar marketing yang dibidikpun unik dan
inovatif, mengikuti perkembangan zaman yang memanfaatkan jejaring sosial
twitter untuk media informasi keberadaan produknya. Reza mengetahui
betul bagaimana cara mengemas dan memasarkan produk yang sebetulnya umum
di masyarakat agar lebih bernilai dan kemudian dinikmati banyak orang.
Sesuai dengan apa dikemukakan oleh Hendro dan Chandra dalam bukunya Be a Smart and Good Entrepreneur (2006,
p. 21) mengenai wirausahawan, Reza menggunakan segala pengetahuan,
kemampuan, pengalaman, jaringan, informasi yang didapat, sumber–sumber
yang ada (uang, bakat, lingkungan, keluarga, dan lain–lain), waktu, masa
depan, dan kesempatan. Meskipun usianya baru berumur 26 tahun, namun
dia mampu memaksimalkan sumber daya yang dimilikinya, sebagaimana motto
dalam judul bukunya: sikap, keyakinan, dan totalitas. Motto tersebut dia
maksudkan adalah bahwa dia berharap kepercayaan pelanggan terjaga dan
kekompakan tim pemasaran tetap berlangsung. Loyalitas terhadap keripik
Maicih ini mendorong mereka membentuk satu komunitas yang bernama
Icihers.
Kunci sukses pada bisnis yang dilakukan Reza adalah terletak pada bagaimana cara dia berpikir “out of the box”.
Hal ini ternyata ampuh dilakukannya terbukti dengan usaha yang dia
jalani sekarang sangat menjadi bahan perbincangan di kalangan anak muda.
Orang penasaran ingin mencoba apa itu maicih, yang digembar-gemborkan
orang di twitter dan facebook. Reza sengaja membuat produknya eksklusif
agar orang penasaran. Dia tidak membuka toko seperti layaknya kebanyakan
penjual, namun dijual dengan memanfaatkan media twitter sebagai
informasi lokasi di mana para Jenderal (agen) Maicih menjajakan
dagangannya. Melalui jaringan kekerabatan, Reza mencoba menciptakan isu
atau word of mouth (WOM). Salah satunya, dengan tingkat kepedasan
keripik Maicih tersebut. Reza sukses karena berkat ketekunan dan
keyakinannya mengenai bisnis yang dia jalankan.
Dalam proses penerimaan para jenderal
sebagai agen penjualan Maicih, Reza dan rekan-rekan manajemennya pun
tidak sembarangan dan melalui proses seleksi yang ketat. Reza dan
manajemen Maicih berhasil membangun misi menciptakan gengsi profesi
seorang jenderal yaitu dengan membuat batch untuk tiap-tiap
pembelian yang dilakukan oleh para jenderal. Untuk batch pertama, nilai
pembelanjaan para jendral minimal Rp5 juta per minggunya. Batch dua,
nilai pembelanjaan produk Maicih minimal Rp10 juta per minggunya.
Sementara batch tiga, kategori baru, nilai pembelanjaan minimal Rp100
juta per minggunya. Para jenderal pun dibebaskan untuk berinovasi dalam
memasarkan produk Maicih. Selain itu, calon jenderal harus diwawancara
di Bandung kemudian lulus Akademi Jenderal Maicih (Axl Academy) yang
diisi dengan materi seputar team work, inovasi, character building, dan soft skill
lainnya. hasilnya, banyak para jenderal sesuai dengan areanya
masing-masing melakukan banyak inovasi dalam proses penjualan Maicih
yang kemudian mendongkrak penjualan Maicih. Dari gambaran mengenai
proses para jenderal tersebut, dapat kita lihat pemikiran “out of the
box” Reza dalam bidang pemberdayaan sumber daya manusia yang lain dari
pada yang lain. Reza tidak hanya melihat bahwa yang terpenting adalah
penjualan Maicih yang signifikan, tetapi juga kualitas sumber daya
manusia-nya pun harus ditingkatkan.
Keberhasilan Reza dalam membangun brand
Maicih kemudian turut menciptakan banyak kompetitor dengan varian dan
level keripik yang sama. Reza beserta manajemen kemudian melakukan
inovasi baru yakni menciptakan varian baru Maicih dan re-packaging kemasan. Selain itu, Republik Maicih jauh lebih agresif menjadi pembicara di acara seminar atau workshop, menjadi narasumber di media elektronik, cetak, maupun online, hingga menggelar program corporate social responsibility. Bahkan, untuk menunjukkan bahwa Maicih adalah sang pionir, Republik Maicih sengaja memasang reklame Maicih di papan billboard akbar di wilayah Bandung. Selain itu juga, dalam waktu dekat Republik Maicih akan mengeluarkan merchandise dan wardrobe Maicih karena ambisi Reza menjadikan Maicih sebagai jajanan khas Bandung.
Kondisi masa lalu Reza sesuai dengan
teori Wirausaha Kirznerian, di mana ada unsur ekonomi, sosiologi,
psikologi, dan perilaku berdasarkan pengalaman masa lalu dan kondisinya
saat itu.
Kondisi Reza pasca SMA yang bekerja
serabutan pun menjadi faktor seseorang memliki motif wirausaha. Hal
tersebut sesuai dengan pendapat Hendro & Chandra W.W (2006,
p103-106), yakni ada beberapa aspek yang mempengaruhi keinginan
seseorang untuk memilih jalur wirausaha sebagai jalan hidupnya, salah
satunya, merupakan pengaruh pengalaman hidup dari kecil hingga dewasa,
baik oleh lingkungan ataupun keluarga.
Jiwa wirausaha yang tidak hanya
menciptakan kesejahteraan bagi dirinya tapi juga lingkungan sekitarnya,
dijalankan oleh Reza dan Republik Maicih yakni bekerja sama dengan warga
setempat di sebuah kampong di Bandung, Jawa Barat untuk memproduksi
Maicih. Hasilnya, warga merasakan perubahan yang signifikan dan taraf
hidup yang lebih baik karena jika dulu penjualan sehari hanya 100 buah,
sekarang setelah bermitra, penjualan sehari dapat mencapai 2.000 buah.
Tidak berhenti di sana saja, Reza juga
menulis sebuah buku berjudul “Revolusi Pedas Sang Presiden Maicih”.
Melalui buku tersebut, Reza ingin mengubah paradigma seseorang dalam
mencapai kesuksesan. Dia ingin menginspirasi semua anak muda Indonesia
untuk berjuang meraih impian. Hal tersebut tidak bisa dilepas dari
kondisi dulu keluarga Reza yang merupakan bungsu dari tiga bersaudara di
mana hingga SMP, Reza dibesarkan oleh orangtua angkatnya di Cimahi.
Reza tidak memiliki figur seorang ayah dan hanya ibu sebagai tulang
punggung keluarga untuk mencukupi kebutuhan tiga orang anaknya.
Masa-masa mencari jati diri semasa SMA-lah yang mengubahnya menjadi
sosok yang memiliki visi yang besar dan impian yang tinggi.